BANJIR MELANDA JAKARTA
Banjir Jakarta adalah bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya pada awal tahun
2014 yang menyebabkan Jakarta dinyatakan
dalam keadaan darurat. Penyebab terjadinya banjir di Jakarta yaitu selain curah hujan yang tinggi sejak Desember 2013,
sistem drainase yang buruk, dan jebolnya
berbagai tanggul di wilayah Jakarta, banjir ini juga
disebabkan meningkatnya volume 13 sungai
yang melintasi Jakarta.
Tercatat Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang juga mengalami
hal yang sama pada masa ini.
Tingginya curah hujan membuat jalanan tergenang, mulai dari
Sarinah, Sabang hingga Monumen Nasional . Kepala Dinas PU DKI
Jakarta, Ery Basworo, menyatakan tingginya curah hujan sebagai
penyebab buruknya genangan dan menyangkal adanya masalah drainase dan sampah.
Buruknya genangan disebabkan pompa yang telah disediakan tidak mampu
mengimbangi tingginya aliran air yang hendak dipindahkan ke Kanal Banjir Barat.
Namun pendapat ini dibantah oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui
Menteri Djoko
Kirmanto, yang menegaskan masalah sampah yang menyumbat drainase dan
menghalangi aliran air menuju pompa yang telah terpasang. Kementerian Pekerjaan
Umum juga menjanjikan alokasi dana hingga 18 Triliun rupiah untuk mengatasi
masalah banjir di Jakarta Hal ini diperkuat lagi oleh fakta bahwa gorong-gorong di sekitar wilayah tersebut yang
ternyata hanya berukuran 60 sentimeter, dan belum pernah dibangun lagi semenjak
tahun 1970an. Inisiatif Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk memeriksa drainase di Jalan MH
Thamrin, membuat hal tersebut terungkap kepada publik dan akhirnya memunculkan
ide untuk membangun Smart Tunnel untuk membantu mempercepat mengalirnya air
ke laut.
` Sejak akhir tahun, telah terjadi beberapa kerusakan tanggul,
dimulai dari tanggul di Kali Adem, Muara Angke,
Penjaringan, Jakarta Utara, pada. Kerusakan tanggul ini menyebabkan 500 rumah
warga terendam air laut, serta dua warga hanyut. Akhirnya ratusan gubuk liar
dibongkar untuk mempermudah masuknya alat berat guna memperbaiki tanggul. Lurah
Pluit menjelaskan hempasan air laut pasang yang menggerus tanggul yang
menyebabkan kerusakan ini. Musibah kembali menyusul dengan jebolnya tanggul di
Kali Cipinang. Akibatnya 979 warga terpaksa mengungsi ke GOR Makassar serta
Jalan Pusdiklat Depnaker dan Jalan Masjid Suprapto tergenang, menutupi akses
warga Pinang Ranti menuju Halim. Diketahui buruknya konstruksi tanggul yang
tidak menggunakan rangka menyebabkan rusaknya tanggul ini.
Tanggul Kali Laya, Pekayon, Jakarta Timur, menyusul sehingga air merendam pemukiman
sekitarnya. Dinding sungai yang mengalami kerusakan memiliki tinggi dua
meter.Pada Tanggal menyusul tanggul di Kedoya Selatan, Kebun Jeruk, jebol dan
menyebabkan banjir setinggi dua meter. Tanggul ini juga tercatat memiliki
konstruksi buruk karena hanya dibuat dari karung pasir, sehingga tidak kuat
menahan air Kali Pesanggrahan. Warga diungsikan ke bagian timur rel Pesing,
namun kebanyakan bertahan di rumah masing-masing. Pada tanggal 17 Januari 2013,
tanggul Kanal Banjir Barat, di daerah Latuharhari juga jebol dan menyebabkan
terendamnya kawasan perumahan mewah di Menteng dan berbagai kawasan bisnis di
pusat kota. Perbaikan segera dilakukan namun terhambat arus lalu lintas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar