Kamis, 27 Juni 2013

tugas 2


PARADIGMA PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN



YANG BERWAWASAN GLOBAL SERTA



TANTANGANNYA DI MASA DEPAN



I. Pendahuluan



Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara



dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan



suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sebagai upaya mencerdaskan



kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat



dapat diwujudkan.



Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang harus lebih



diprioritaskan karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang.Di mana nilai balik



dari investasi pendidikan tidak dapat langsung dinikmati oleh investor saat ini, melainkan



akan dinikmati di masa yang akan datang. Untuk itu perlunya peran pemerintah dan



swasta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehinga pendidikan di Indonesia tidak



terlalu tertinggal dengan negara berkembang lainnya. Dengan meningkatkan sarana  dan



prasarana dalam bidang teknologi dan bahasa asing SDM  di Indonesia akan lebih



berkualitas sehinnga dapat bersaing dengan tenaga kerja lainnya yang berasal dari luar



negeri..



II. Pembahasan



Pendidikan bukan saja akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas,



memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat



menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.



Di Indonesia, pendidikan masih belum mendapatkan tempat yang utama sebagai



prioritas program pembangunan nasional. Rendahnya pemenuhan anggaran pendidikan



dapat mengakibatkan mutu pendidikan dan perluasan akses pendidikan menjadi



terhambat. Dalam anggaran pun masih sangat kurang dari APBN 2006 baru mencapai



9% atau Rp 36,7 triliun, sedangkan pada tahun 2007 diperkirakan jumlah anggaran



pendidikan baru berkisar 11%. Akibatnya peningkatan pengetahuan, keterampilan,



dan penguasaan teknologi di Indonesia akan semakin tertinggal dari negara lain yang



mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk pendidikan. Bukan hanya dalam



hal anggaran saja pemerintah juga harus menetapkan standar Nasional pendidikan agar



pendidikan di Indonesia tidak menjadi runyam. Standar Nasional pendidikan meliputi



standar isi, proses, ketenagaan, sarana dan prasarana, pengelolaan, evaluasi, pembiayaan



dan kompetensi lulusan.



Dengan adanya standar  Nasional pendidikan, maka arah peningkatan kualitas



pendidikan Indonesia menjadi lebih jelas. Bila setiap satuan pendidikan telah dapat



mencapai atau melebihi standar nasional pendidikan tersebut, maka kualitas satuan



pendidikan tersebut dapat dinyatakan tinggi.Berbagai kebijakan yang mendorong



peningkatan kualitas pendidikan telah ditetapkan dan diimplementasikan, dengan harapan



kualitas pendidikan dapat berangsur-angsur meningkat pada gradasi yang tinggi.



Sehingga pencapaian pendidikan yang sesuai dengan standar Nasional pada



semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat.



Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial



dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai



problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba yang menjadi



beban sosial politik bagi pemerintah.



Kondisi Pendidikan di Indonesia



Sekolah merupakan ujung tombak terdepan dalam pelayanan publik di



lingkungan pendidikan. Dalam persoalan pendidikan anak, orang tua dan masyarakat



selalu menginginkan agar anaknya mendapatkan pendidikan terbaik dan mendapatkan



pelayanan yang prima. Oleh karena itu, sekolah harus dapat membuat suasana



pembelajaran lebih menyenangkan bukan  memberikan beban terhadap siswa nya.



Dengan terbentuknya suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, peserta



didik akan aktif mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minatnya. Dengan



berkembangnya potensi peserta didik, maka mereka akan memiliki kekuatan spiritual



keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan



yang diperlukan dirinya.



Tingkat melek huruf dan angka partisipasi pendidikan masih banyak terdapat



didalam masyarakat Indonesia sehingga bagi mereka yang ingin membuka usaha



memerlukan modal tersendiri karena di Indonesia investasi modal fisik masih dianggap



sebagai satu-satunya faktor utama dalam pengembangan dan akselerasi usaha.  Untuk



memenuhi kebutuhan modal manusianya, di Indonesia cenderung mendatangkan



tenaga  kerja dari luar negeri.  Dalam jangka pendek cara ini mungkin ada benarnya,



karena diharapkan dapat memberikan efek multiplier terhadap tenaga kerja di Indonesia.



Namun, dalam jangka panjang tentu sangat tidak relevan, apalagi untuk sebuah usaha



berskala besar atau yang sudah konglomerasi, akibatnya banyak tenaga kerja sendiri



tersingkirkan. Itu akan berdampak sangat besar terhadap perekonomian Indonesia



yang notabane nya DIKUASAI OLEH ORANG ASING, akan sangat banyak orang yg



cenderung melakukan kekerasan ataupun perampokan agar dapat bertahan hidup karena



tidak memiliki pekerjaan.



Pengalaman pembangunan di negara-negara yang sudah maju, khususnya



negaranegara di dunia barat, membuktikan betapa besar peran pendidikan dalam proses



pembangunan. Secara umum telah diakui bahwa pendidikian merupakan penggerak



utama (before to move) bagi pembangunan. Secara fisik pendidikan di dunia barat telah



berhasil memenuhi kebutuhan tenaga kerja Namun, di balik keberhasilan menaikkan



pendidikan di kalangan masyarakat, pada tahun 1970-80-an, para ahli mulai melihat



tanda-tanda "lampu-kuning" pada sistem pendidikan pada negara-negara yang sedang



berkembang, termasuk di Indonesia, menimbulkan problem yaitu meninggalkan generasi



muda dengan pendidikan tetapi tanpa pekerjaan dan memberikan tekanan yang berat



pada anggaran belanja. Hal ini disebabkan oleh karena perkembangan di luar pendidikan,



khususnya di dunia ekonomi dan teknologi, berlangsung dengan cepat sehingga



perkembangan sektor pendidikan tertinggal di belakang. Akibatnya pendidikan tidak



lagi berfungsi sebagai pendorong proses kemajuan, melainkan menjadi "pengikut proses



kemajuan".



Pendidikan berwawasan global dapat dikaji berdasarkan dua perspektif: Kurikuler



dan perspektif Reformasi perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global berarti



menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner, multidisipliner dan transdisipliner.



Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan berwawasan global menuntut kebijakan



pendidikan tidak semata sebagai kebijakan sosial, melainkan suatu kebijakan yang berada



di antara kebijakan sosial dan kebijakan yang mendasarkan mekanisme pasar. Oleh



karena itu, pendidikan harus memiliki kebebasan dan bersifat demokratis, fleksibel dan



terbuka. Dari peningkatan strata dan peningkatan bidang yang sangat dibutuhkan bagi



pembangunan.



Serta tantangan yang akan dihadapi kedepannya adalah lapangan pekerjaan yang



akan semakin berkurang dan persaingan yang akan sangat ketat, perlunya perubahan



pada pemikiran orang Indonesia yang mau bekerja dibwah komando, kenapa dia tidak



membuka usaha agar lapanagn pekerjaan semakin banyak



III. Kesimpulan



Kesimpulan dari Jurnal ini, pemerintah mampu membangun paradigma baru



pembangunan terhadap tiga hal yang  merujuk knowledge-based economy tampak kian



dominan; yaitu :



1.Kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu



pengetahuan dan teknologi, sehingga perlu dikembangkan kegiatan-kegiatan penelitian



dan pengembangan.



2. Hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan



solid, dengan bukti-bukti hasil kajian di berbagai negara.



3. Menjadikan pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi,



yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang, karena pendidikan



membuahkan high rate of return di masa yang akan datang.



Apabila 3 hal tersebut dapat dilaksanakan secara teratur dan baik, niscaya



pendidikan di Indonesia akan semakin meningkat karena adanya peran dari pemerintah



serta kesadaran dari masyrakat untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.



Sumber :



• Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 16, Nomor 2, 2012



Sabar Budi Raharjo



Balitbang Kemendiknas



raharjo2sbr@yahoo.co.id



• Khusaini, S.Pd., MSE



Guru SMAN 7 Tangerang dan Staf Pengajar pada Program Studi Pendidikan



Ekonomi



FKIP UNIS Tangerang



Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial tahun 2007



• Abdul Muis Mappalotteng



Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM



e-mail: amuismappalotteng@yahoo.com



Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar